Sadar atau tidak, seringkali kita terbawa alam bawa sadar, hanya saja jarang sekali orang menyadarinya. Dalam diri kita pun banyak sekali hal hal yang sifatnya ghaib, dan selalu menyertai kita. Akan tetapi sulit sekali kita memahami karena yang sifatnya tidak terlihat mata.
Contoh kecil dimana kita mempunyai bayang hitam dimana ketika mendapat cahaya. Sekilas kita lihat sederhana saja dari bayangan itu, sebab semua bendapun memiliki bayangan juga bila terkena cahaya. Tapi coba kita bertanya, kemana bayangan kita jika tidak ada cahaya sama sekali yang menerangi kita, dan siapakah sejatinya sosok bayangan hitam iti sendiri dalam dunia spiritual. Jika kita kupas lebih dalam lagi, bayangan itu berasalkan dari cahaya, cahaya berasalkan dari Sang Pencipta, dan bayangan itu sendiri hanya berlaku pada saat ada cahaya saja atau yang disebut Nur.
[24:35] Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Surah An-Nuur (24) berarti cahaya, dan ayat 35 dari ayat ini membicarakan mengenai cahaya Allah. Ketika Allah mengumpamakan sesuatu, sebagaimana layaknya perumpamaan, Allah mengambil contoh sesuatu yang dapat diketahui oleh manusia. “Cahaya” Allah jauh lebih hebat dari pada itu, tetapi dalam menjelaskannya kepada manusia, Allah menerangkan sesuatu yang dapat diketahui manusia. “Dapat diketahui” disini adalah tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa ayat tersebut diturunkan dan memiliki maksud tersirat yang tetap “dapat” dibuktikan oleh orang-orang di masa yang akan datangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar