Kali ini saya ingin membahas mengenai fenomena yang terjadi pada masyarakat selama ini, banyak hukum hukum yang mengatakan bahwasannya itu haram, fid'ah, dan lain lain.
Dan kali, saya mendengar sebuah percakapan antara tokoh agama dan masyarakat biasa. Dimana terjadi perdebatan antara kedua orang tersebut, lalu saya berkeinginan ingin mengupas masalah tersebut berdasarkan dasar dasar yang ada pada Al Qur'an dan Hadist.
menurut saya dalam hal ini ada 2 jalan,
- Mendekatkan diri pada sang maha pencipta
- Meminta sesuatu atau keinginan pada mahluk lain (selain Tuhan.
1. Mendekatkan diri pada Sang Maha Pencipta. (didalam Goa)
Dalam hal ini, seorang insani yang ingin sekali tafakur, meminta pengampunan segala dosa dosa yang pernah dia perbuat, dan mendapatkan sebuah petunjuk dimana dia dapat mencari suatu ketenangan dalam mendekatkan diri pada Tuhannya. akan tetapi agar tidak terjadi pula sesuatu hal yang terjadi pada keluarga yang dia tinggalkan selama bertafakur ialah mencukupi kebutuhan keluarganya selama kepergiannya agar adanya keseimbangan antara dirinya yang tenang meninggalkan keluarganya, serta sudah ada bekal kedepannya bagi keluarga yang ditinggalkannya.
Dalam hal ini saya membaca pada Surat Al kahfi
اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا
Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?
اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
ثُمَّ بَعَثْنٰهُمْ لِنَعْلَمَ اَيُّ الْحِزْبَيْنِ اَحْصٰى لِمَا لَبِثُوْٓا اَمَدًا
Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara ke dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.
وَّرَبَطْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اِذْ قَامُوْا فَقَالُوْا رَبُّنَا رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ لَنْ نَّدْعُوَا۟ مِنْ دُوْنِهٖٓ اِلٰهًا لَّقَدْ قُلْنَآ اِذًا شَطَطًا
Dan Kami teguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami tidak menyeru tuhan selain Dia. Sungguh, kalau kami berbuat demikian, tentu kami telah mengucapkan perkataan yang sangat jauh dari kebenaran.”
“Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah”. (HR. Ad Darimi)
Dari Abu Darda’ bahwa Nabi Saw bersabda : “Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al-Kahfi, maka ia akan terpelihara dari (kejahatan) Dajjal”. (HR. Muslim No. 1342)
disana diterangkan dari kisah pemuda ashabul kahfi dan anjing dimana mereka berlindung didalam goa karena dikejar orang orang zalim, dan Tuhan memberikan sebuah petunjuk kepada mereka yang beriman kepada Tuhannya, bukan untuk tujuan sebuah kesaktian maupun memiliki harta benda
Kisah pemuda-pemuda saleh penghuni Gua Kahfi (Ashabul Kahfi) yang tertidur selama 309 tahun amat terkenal di kalangan penganut agama Kristen dan Islam. Surah ke-18 Al-Quran bahkan diberi nama Al Kahfi (Gua).
2. Meminta sesuatu atau keinginan pada mahluk lain selain Tuhan
Nah inilah yang saat ini banyak terjadi akibat dari salah persepsi banyak kalangan, sebab banyak juga orang yang dikelabui mahluk iblis agar tidak menyembah pada Tuhannya, dengan diiming imingi harta benda dan kekayaan. Dan yang paling sulit sekali dibedakan diantaranya mahluk iblis dapat menyerupai siapapun, dan bahkan mampu menghafal surat surat yang ada pada Al Quran yang akhirnya orang tersebut percaya penuh kepadanya.
Rasulullah saw bersabda,
“Tidak ada pasukan Iblis yang lebih dahsyat daripada wanita dan kemarahan.”
dalam Al-Qur’an,
ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ -١٧-
“Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”
(Al-A’raf 17)
وَشَارِكْهُمْ فِي الأَمْوَالِ وَالأَوْلادِ وَعِدْهُمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلاَّ غُرُوراً -٦٤-
“Dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka.” Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.
(Al-Isra’ 64)
وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ -١٦٨-
“Dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
(Al-Baqarah 168)
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ -٥-
“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia”
(An-Nas 5)
وَمَن يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِيناً فَسَاء قِرِيناً -٣٨-
“Barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat.”
(An-Nisa’ 38)
Adapun kisah Suraqah bin Malik bin Ju’syum merupakan seorang tokoh terkemuka di daerah Najd yang berasal dari Bani Kinanah, dan sangat dihargai oleh kaum Quraisy Makkah. Karena itulah ketika Iblis ingin tampil sebagai manusia dalam mendukung permusuhannya kepada Nabi SAW, ia mewujudkan diri sebagai Suraqah bin Malik
Dua kali iblis muncul dalam wujud sahabat ini, pertama saat kaum Quraisy bermusyawarah di Darun Nadwah, saat itu ia mendukung dan menguatkan pendapat Abu Jahal untuk membunuh Nabi SAW. Kedua pada saat perang Badar. Ketika pasukan kafir Quraisy ragu-ragu untuk meneruskan pertempuran, sekali lagi Iblis dalam bentuk Suraqah ini mendukung dan menguatkan mereka. Tetapi ketika iblis melihat pasukan malaikat yang dipimpin Malaikat Jibril, ia segera berlari terbirit-birit.
Harits bin Hisyam sempat memegang tangannya dan berkata, “Wahai Suraqah, bukankah engkau berkata akan mendukung kami dan tidak akan meninggalkan kami!!”
Tentu saja Harits mengira dia adalah benar-benar adalah Suraqah bin Malik. Iblis memukul dada Harits hingga ia terjengkang, dan berkata, “Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, siksaan Allah benar-benar sangat pedih…!!”
Sebagai hasil kesepakatan dari pertemuan kaum Quraisy di Darun Nadwah, para pemuda dari beberapa suku Arab berkumpul di depan pintu rumah Nabi SAW dengan satu tujuan, membunuh beliau. Tetapi tentu saja dengan mudah Allah menyelamatkan Nabi SAW, beliau melewati mereka, bahkan sempat menaburkan pasir di setiap kepala mereka tanpa mereka menyadarinya (sebagian riwayat menyebutkan mereka tertidur), kemudian beliau berangkat hijrah bersama Abu Bakar.
Dengan gambaran ini, maka tergantung niat anda apa jika berada didalam sebuah goa, dan sangat berhati hatilah atas segala godaan dari iblis dan syetan yang setiap saat dapat menjerumuskan kita kedalam ap Neraka. Dan menurut saya juga belum tentu orang yang berdiam diri didalam goa itu dikatakan syirik, sebab Tuhan sesungguhnya Maha mengetahui apa yang tersirat didalam hati dan pikiran masing masing mahluk nya yang ada pada alam semesta ini.
Demikianlah tulisan yang dapat saya buat, dan harapan semoga dapat bermakna bagi para pembacanya. Terima Kasih Wassalamu Alaikum Warohmatullohi wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar